Aku bisa apa? Dari arah mana yang harus aku ubah? And the end of galau hanya satu tempat yang bisa aku tuju dan ku tanyakan semua pertanyaanku, semuanya! Ke Allah.
Jatuh bukan hanya sekali dua kali, ini tidak seberapa ketika aku pernah hampir putus harapan untuk hidup. Dia adalah nafas ketika aku hampir sekarat dengan beban-beban. Ketika sadar itu adalah sebuah krikil yang sangat kecil. Dan mencari jati diri tidak seburuk itu bagiku.
Allah mengarahkanku dengan bertemu orang-orang hebat dalam hidup ini. Bukan semua bisa menjawab tapi entah Tuhanku membuat pikiranku berpikir dan berpikir dengan jawaban yang tidak sesuai dengan suara hati. Dengan modal doa, tangisan, sujud untuk bisa mendapatkan pintu keluar dari setiap masalah. Yang kurasakan rasa sayang Tuhanku lebih besar dari pada rasa sayang ibuku. Seperti halnya orang tua dengan anak, bos dengan karyawan dan Tuhan dengan hamba. Ketika kita membuat senang pasti atasan akan lebih sering memberikan bonus, tapi ketika kita membuat kecewa akan ada imbalan yang sesuai dengan rasa kecewa itu. Adil kan?
Rumah bagiku adalah diriku sendiri. Bukan aku mendewakannya, tapi aku menemukan rasa lebih dari nyaman di diriku. Paket lengkap! Ketika rumah ada di diriku sendiri aku menemukan siapa yang nge-design seluruhnya.. Kesadaran itu membuatku tidak ada yang perlu di rumitkan di dunia ini selagi aku sadar bahwa Dia masih bersamaku.
Wrote by Ruchah