Otak saya mungkin sudah sedikit geser, karena masalah itu kayak muter-muter aja gitu. Cerita kesana itu lagi, cerita kesini kok itu lagi. Padahal masalah tersebut udah kelar...
Bukan hanya itu aja yang nyangkut di pikiran malam ini. Mengusahakan dan memastikan pandangan seseorang terlebih dulu itu memang susah ya. Timbulnya ketika sedikit aneh dan sedikit berbeda dari sudut pandang khalayak umum akhirnya di anggap menyimpang, di suruh hari-hati lah, pikiran kudu gini kudu gitu, jangan sampai nyakitin orang, hargai perasaan orang. Karena menurut saya tujuan sebenarnya bukan untuk menyakiti orang, kita berpikir kritis aja. Kalau komunikasi terdapat miss harusnya mereka tanya dahulu kenapa pikiran orang tersebut aneh banget dan gak pada umumnya orang. Di cari tau, di analisa baru di putuskan. Meskipun kita lebih benar dari mereka, menyampaikan pun juga bukan dengan embel-embel judging. Susah banget memang kalau kita mau menyampaikan pemikiran baik kalau bukan dari lawan bicara kita yang sedang membuka hati.
Betapa pentingnya kita harus bisa mengkotak-kotakkan pikiran dengan siapa kita berbicara. Karena gak semua orang apalagi orang terdekat kita itu punya pikiran yang sama. Karena kita tumbuh dengan cara berbeda, budaya keluarga yang berbeda, tempat kuliah berbeda. Karena ketika masa atau momentum mencari jati diri kita terjadi dalam lingkungan yang berbeda. Sebenarnya berbeda itu biasa, tapi gak semua orang bisa menerima perbedaan. Sebagai contoh kecil yang sudah saya ceritakan di atas.
Ketika kita sudah mendapatkan diri kita sendiri kemudian kita muncul sebagai apa adanya kita, saya yakin ada beberapa orang di luar sana yang enggak setuju atau enggak suka. Maunya mereka menjadikan diri kita sebagai orang baik versi mereka. Walaupun pada akhirnya kita yang salah atau mereka yang salah, yasudah gitu loh. Nah akhirnya merambat ke takut berbuat kesalahan. Jadi saya pribadi bersyukur aja sih belajar di pare yang pada esensi pengajarannya harus berani salah dulu baru ketemu yang bener. Harus pake bahasa inggris meskipun salah dari pada gak ngomong karena takut salah.
Belajar toleransi emang sedikit susah kalau lingkungan gak mendukung. Tapi kita harus mengusahakan untuk diri kita sendiri. Kalau diri kita sudah berkarakter dan itu menurut diri kita masing-masing adalah baik versi kita, yasudah jalankan saja. Kita cukup nge-filter kepada siapa kita berbicara. Belajar emang gak ada berhentinya coy, terus berproses dan dapatkan progress. Semoga kita sampai ke tujuan masing-masing. Jangan lupa berdoa, if you pray for it you will find it!