Minggu ini hectic banget, saking banyaknya hal yang mesti di selesaikan dan itu challange diri sendiri untuk gak ngeluh. Jadinya semua transparan tanpa orang tau apa yang ada dipikiran dan mungkin kesannya males malesan. Sudah biasa...
Setelah acara Millenial Festival teman menyarankan untuk ke central park, dan kesanalah saya dan itu rame banget. Sebenarnya kurang suka tempat begituan cuma kalo untuk sekedar tau ya lumayan lah nambah wawasan.
Keliling naik Trans Jakarta (TJ)....
Andaikan di Surabaya ada yang begituan mungkin sebagai anak perantauan yang gak ada motor setiap hari gak mikir kesana kisini naik apa dan biayanya berapa. Seru pasti!
Itu kenangan yang saya dapatkan dari Jakarta. Dulu tahun 2016 di Jakarta kemana mana naik KRL karena stay nya di Bekasi jadi agak jauh dari Jakarta Pusat atau Jakarta Selatan.
Ketika tau ada acara ini saya mikir-mikir lagi buat daftar. Pengen berangkat karena kayaknya topiknya seru, tapi jauh. Dari pada takut kehabisan seat mending daftar dulu aja deh, padahal kemungkinan berangkat masih ragu. Ngajak beberapa temen sih tapi ujung-ujungnya sendirian, lagi.
Pikiran udah mantep nih kemudian langsung aja beli tiket keburu kehabisan kursi juga. Udah cussss lah ke Jakarta.
Bu Sri Mulyani (MenKeu) menjelaskan tentang kondisi perekonomian di Indonesia yang membuat magg saya tiba-tiba kambuh wkwk karena mikir, antara tercengan dan beban. Menyadari bahwa bukan teruntuk anak Ekonomi saja tapi harusnya semua orang Indonesia itu tau tentang ekonomi negaranya sendiri, karena bagi manusia mengatur Indonesia yang super gede berpulau-pulau itu gak mudah. Pesan-pesan dari Bu Ani lebih mengatur mindset kita sendiri bagaimana untuk menghadapi mobilitas ekonomi dunia saat ini dan menjadi millenial yang positive thinking.
Di lain sisi ada komisaris Shopee Indonesia dan CEO Go-Pay. Beliau membahas tentang ekonomi digital dan bagaimana menciptakan solusi atas masalah di negara ini. Dan menyadari itu adalah sebuah peluang untuk berbisnis.
Gak nyesel datang jauh-jauh walaupun sebagian orang nganggep kurang kerjaan atau gimana. Karena kalau itu penting buat diri saya, it's okay. Untung atau ruginya juga ke diri saya kan.
15 September 2018 lalu ada acara bersih-bersih seluruh dunia. Nah saya ikutan menjadi volunteer di Surabaya tepatnya di bawah jembatan Suramadu. Banyak komunitas disana, rata-rata relawan dari Mahasiswa. Seru sih jadi ngingetin diri sendiri untuk malu buang sampah sembarangan. Ya walaupun kita gabisa ngasih tau atau memberi nasihat ke orang yang masih belum sadar, paling enggak kita mulai sama diri sendiri dulu deh untuk sadar sama lingkungan. Orang juga gak mesti di kasih tau sekali dua kali langsung di turutin kan.
Sebenarnya malu buang sampah sembarangan itu harus di tanamkan di mindset yang bisa menjadi karakter seseorang. Banyak peringatan, banyak pengumuman di banner tentang larangan buang sampah sembarangan tapi masih juga banyak yang melanggar. Kan udah jadi kebiasaan.
Dominan sampah plastik sih sama putung rokok. Yang aku gak habis pikir juga banyak popok bayi juga ada popok orang dewasa. Masih banyak orang di lingkaranku bermindset bahwa barang-barang bayi gak boleh di bakar dan yakin juga lebih banyak diluar sana yang berpikiran sama. Tapi opsinya kok gokil, gak boleh di bakar tapi harus buangnya di kali (sungai) kenapa gitu gak di pendem di belakang rumah apa gimana gitu selain buangnya di sungai. Ujung ujungnya juga nyampenya ke laut. Dan nanti di pungutin orang terus dibakar, kan sama aja.