Social media yang ter-favorit saat ini adalah Quora dan Twitter dimana aku bisa mendapatkan informasi sekalian belajar. Cara mengungkapkan pendapat walaupun berbeda opini, masih adem adem saja. Aku bilangnya debat yang sehat karena mereka adu akal/kepintaran bukan adu emosi gak pake baper hehe. I love it!
-
Ngomong-ngomong, aku masih belum 100% mengagumi yang namanya feminisme. Tapi banyak hal yang menurutku cocok dengan apa yang ada dipikiranku. Karena masih belum menemukan gongnya dimana. Tapi sering baca di magdalene
Aku setuju anak perempuan yang di didik untuk menjaga diri sejak dini. Karena banyak anak yang gak di ajarin gimana cara berteriak ketika ada orang jahat. Mereka cenderung takut, cenderung diam, karena anak perempuan sejak kecil di ajarin untuk lemah lembut tapi lupa harus bagaimana jika ada orang jahat.
Sedangkan ngenes juga anak laki-laki, mereka selalu di ajarin gak boleh nangis "masa anak cowok nangis." Kasihan sih, karena orang punya cara sendiri untuk mengungkapkan emosinya bukan berarti dia banci. Manusia punya kadar sensitif terhadap perasaan dan itu tidak bisa di sama ratakan dengan orang lain.
Aku setuju anak perempuan yang di didik untuk menjaga diri sejak dini. Karena banyak anak yang gak di ajarin gimana cara berteriak ketika ada orang jahat. Mereka cenderung takut, cenderung diam, karena anak perempuan sejak kecil di ajarin untuk lemah lembut tapi lupa harus bagaimana jika ada orang jahat.
Sedangkan ngenes juga anak laki-laki, mereka selalu di ajarin gak boleh nangis "masa anak cowok nangis." Kasihan sih, karena orang punya cara sendiri untuk mengungkapkan emosinya bukan berarti dia banci. Manusia punya kadar sensitif terhadap perasaan dan itu tidak bisa di sama ratakan dengan orang lain.
Untuk kewajiban semua individu yang menurutku adalah mereka harus menjaga dan merawat dirinya sendiri. Dirinya adalah tanggung jawabnya, bukan tanggung jawab orang lain. Aku nggak paham dengan statement yang adalah "wanita harus bisa masak, wanita harus rajin, wanita harus bisa beresin rumah, laki-laki harus bekerja, laki-laki harus bisa bebenah rumah, laki-laki harus kuat."
Kalimat itu yang membuat seperti jembatan pemisah antara laki-laki dan perempuan. Apa yang hanya dilakukan perempuan dan laki-laki tidak boleh melakukan. Apa yang hanya dilakukan laki-laki dan perempuan tidak boleh melakukan. Seperti harus memaksa sebuah peran yang hanya ada dua opsinya. Akhirnya kita gak bisa kemana-mana.
Kalimat itu yang membuat seperti jembatan pemisah antara laki-laki dan perempuan. Apa yang hanya dilakukan perempuan dan laki-laki tidak boleh melakukan. Apa yang hanya dilakukan laki-laki dan perempuan tidak boleh melakukan. Seperti harus memaksa sebuah peran yang hanya ada dua opsinya. Akhirnya kita gak bisa kemana-mana.
Dalam kehidupan berumah tangga gak juga membaliknya seperti laki-laki harus dirumah perempuan yang bekerja. Sama saja ada jembatan pemisah. Statement lebih pas menurut ku jika "Apa yang bisa kamu lakukan, lakukanlah. Apa yang bisa ku lakukan, akan kulakukan." Itu peran yang lebih manusiawi tanpa harus membatasi seseorang untuk berekspresi terhadap dirinya.
Wrote by Ruchah