Banyak kasus orang tua dengan anak yang mempunyai beda sudut pandang. Karena masa bertumbuh orang tua dengan si anak beda era, teknologinya beda, budayanya beda dan itu mempengaruhi cara berpikir seseorang terhadap kehidupannya. Find the problem solves, critical thinking dan lainnya. Anak muda kadang suka coba hal-hal yang belum pernah di coba alias penasarannya tinggi yang kadang suka bikin hati orang tua deg-degan, suka ngawur karena grusa grusu dengan sesuatu, gak taat ibadah dan lain sebagainya. Tapi sebagai seorang anak apa itu sebuah kesalahan untuk hidup agak miring, apa itu salah sebagai manusia untuk menyimpang dari kehidupan yang baik.
Heran kadang kenapa orang gak sabaran dengan proses bertumbuh. Jika orang itu gak ibadah, bukan berarti pendosa yang gak bisa di ampuni. Tapi bagaimana kita sebagai manusia yang taat ibadahnya malah membuat ibadah itu terlihat indah, damai dan baik. Bukan dengan cara marah-marah, judging dan pokok harus saklek begitu. Semua agama baik menurut masing-masing. Seseorang dalam menemukan Tuhannya juga butuh proses, bagaimana tidak ketika kita sebagai hamba cuma nurut tanpa tau sebabnya, bagaimana kita sholat cuma jungkar jungkir aja tanpa tau apa arti sholat, bagaimana bisa kita mengaku beriman tapi hanya sebatas ucapan saja. Mengimani sesuatu yang gak berwujud nyata (gak terlihat mata) itu juga perlu proses.
Memang baik ketika anak usia muda rajin ibadah, makin dini makin baik. Tapi namanya hidayah kita gak pernah tau kapan diberikan ke semua anak kecil atau anak muda. Kadang hidayah itu bisa muncul di usia 40 tahun, kadang muncul ketika nyawa sudah di kerongkongan dan banyak macam caranya. Tuhan punya banyak cara dan kita sebagai sorang manusia juga punya cara sendiri untuk mencari dan menemukannya. Jalan menuju istana putri memang gak sebaik tol trans jawa. Penuh hujatan, cobaan dan tangisan.
Ketika orang tua melarang anak pegang anjing dan marah-marah. Why? Di ilmu fiqih sudah di jelaskan bagaimana bersuci setelah memegang anjing. Apa anjing dan babi adalah hewan yang nista sehingga patut untuk di benci dan di jauhi. Kenapa Allah menciptakan hewan seperti itu? Jika memang untuk di benci. Kalau memang gak tau cara suci, belajar! Atau kita sebagai orang tua gak mau repot belajar dan gak mau repot mengajari anak gimana cara suci.
Ngenes aja sih di kebanyakan meyakini bahwa orang tua yang otoriter itu maklum dan semua orang tua adalah benar dan seorang anak memang selalu salah. Ketika kita sedang porses menemukan jati diri, menemukan Tuhan kita sendiri tapi orang tua gak serantan dengan proses itu, sedih rasanya. Kadang seorang anak juga harus melompat dua kali lipat untu memahami ke saklekan orang tua seperti itu. Dan itu bener-bener susah karena seorang anak sudah riweh terhadap kegalauan usia mudanya sendiri dan masih perlu belajar memahami orang tuanya.
Bukan sekedar memahami saja, namun MENERIMA. Anak gak bisa pilih dia mau dilahirkan atau tidak, jika di lahirkan mereka juga gak bisa pilih dari rahim ibu yang mana, mereka juga gak bisa pilih orang tua yang modelannya seperti yang mereka inginkan. Its hard to accepted. Kadang juga seseorang nikah muda biar punya anak sedini mungkin agar supaya nanti si anak bisa ngurus dirinya saat tua nanti. Padahal kita gak tau si anak ini bakal stay or go, tapi harapan itu seperti menjadi benih-benih ke otoriteran orang tua nantinya agar anak selalu berbakti agar anak harus seperti yang mereka harapkan.
Hampir gak menemukan ada sosok orang tua ingin melahirkan anak karena mereka adalah manusia dan mereka punya pilihan. Orang tua juga bertumbuh bersama-sama dengan sang anak, anak belajar dan kita sebagai orang tua juga harus belajar, menemani mereka menemukan jati diri, saat sedih, saat senang dan menunjukkan kebaikan dalam kehidupan. Dengan kehadiran dan kehangatan itu juga memungkinkan seorang anak punya awareness terhadap kehidupannya. Jika seorang anak gak bisa di arahkan, minimal orang tua menemani bagaimanapun keadaannya, karena kita sebagai orang tua yang telah memilih untuk menikah, mengandung dan melahirkan si anak ini.
Kesel aja sih diskusi bersama teman ujung-ujungnya kita harus sepemikiran dengan mereka. Bahwa harusnya anak gak baik seperti itu dengan menjalani pilihannya sendiri dan menyimpang dari harapan orang tua adalah sebuah kesalahan T_T
Seseorang bisa memilih menjadi orang tua atau tidak, tapi seorang anak gak bisa memilih dia mau di lahirkan atau tidak. Semua punya sudut masing-masing, yang dilihat baik belum tentu baik begitupun keburukan. Kita punya reason masing-masing. Bukan berarti orang gak sholat adalah orang jahat, hidayah cuma Allah yang bisa kasih. Sebagai manusia biasa kita hanya bisa berdoa, berdoa dan berdoa untuk kebaikan orang lain.
Wrote by Ruchah