memberikan target serta menyesuaikan dengan kemampuan adalah komponen yang pas untuk get up dan sadar bahwa kita mampu untuk fight rasa yang tidak nyaman ini dengan merasakan bukan melewati atau meloncati begitu saja. perasaan seperti ini adalah wajar, bersedihlah dengan cara yang benar, marahlah dengan cara yang benar, bahagialah dengan cara benar.
-
merasa makin dewasa ini dalam tahap naik level tapi lingkungan gak support akan hal itu. ibarat mulai bertumbuh besar jadi kandang makin sempit. sudah semestinya ganti wadah. karena memang gak sehat lagi, merasa beberapa lingkungan gak netral. sometimes beberapa orang berbicara halus, lemah lembut tapi di balik semua itu adalah manipulasi dan itulah gambaran lingkunganku saat ini. kalau pola pikir manipulatif itu udah di bawa dia, udah menjadi karakter, mereka bisa mendengarkan kita? NO. jika pun mereka mau mendengarkan, itu ada tujuannya yaitu untuk bisa me-manipulatif kita agar sepaham dan sevisi dengan mereka. sebenernya gak setuju banget dengan kepribadian seperti itu, tapi cukup menghargai saja atas pemikirannya yang seperti itu.
suatu hari ada teman kita sedang ingin pulang ke rumah karena bad mood entah kenapa, tiba-tiba seseorang meminta maaf kepadanya. sontak aku bertanya "kenapa minta maaf?", and then si manipulatif ini berkata "biar dia gak enak sama kita." jahat banget dalam hatiku. ya kenapa gitu kalau dia bad mood akan sesuatu, ya biarkanlah. jikalau kita diam aja duduk manis dan tidak melakukan kesalahan, kenapa harus meminta maaf itu yang membuatku bertanya-tanya tapi mendengarkan jawabannya jadi kaget. kenapa kata maaf itu menjadikan kamu suatu alat untuk mendapatkan tujuanmu bahwa "ayolah kita nongkrong aja bareng, kenapa kok harus pulang sih."
bukan hanya itu saja yang jadi keresahanku. beberapa sudut pandang orang adalah unik untuk di jadikan pelajaran. namun itu jadi kontrasnya diriku dengan beberapa orang yang suka gampang melabeli ini dan itu tanpa mau mendengarkan. gak bisa kita terus-terusan dalam wadah penghakiman seperti ini. karena mereka merasa jalan yang di tempuhnya adalah paling benar sedangkan yang lainnya adalah salah.
ini lah caraku untuk marah saat ini. menjadikan tulisan, aku baca ulang, seperti menggambar pemikiran yang rumit karena distraksi orang-orang seperti itu.