Awal mula virus corona (covid-19) muncul, saya gak yakin bakalan sampai ke negara indonesia. banyak meme yang mengatakan "gak bakal lama, kan itu made in china". Tapi ketika itu, kalau gak salah pertengahan bulan februari saya sudah mulai wanti-wanti sama orang terdekat bahwa jaga kebersihan, cuci tangan, masaknya jangan sampai setengah mateng. informasi seperti itu yang saya share ke group keluarga. Karena menurut saya entah itu ada atau gak ada virus, habit yang seperti itu bagus juga di terapkan dalam keseharian. Gak ada salahnya untuk lebih berhati-hati. Nah ketika desas desus kenapa kok indonesia masih gak ada yang kena? Saya juga pada saat itu gak peduli. Akhirnya muncul lah virus tersebut di indonesia hingga saat ini kabar pasien yang semakin hari semakin bertambah.
Berita virus covid muncul di Wuhan dan banyak video yang beredar tentang bagaimana keadaan kota Wuhan di sana. Indonesia masih mengungkap teori konspirasi sana sini. Awalnya itu seru untuk di bahas tapi saya rasa itu gak ada output yang konkrit untuk tindakan problem solving. That's enough untuk menyalahkan siapa yang salah, karena menurut saya semuanya gak ada yang bener juga gak ada yang salah. Ini udah jadi pandemi, gawe nya orang sejagat raya. Saya juga males jika di tanya tentang opini saya terhadap kebijakan pemerintah. karena poin nya itu tadi, semua aspek gak ada yang bener maupun salah dan bukan waktunya untuk diperdebatkan.
Bukan maksudnya "gak ada yang bener" dan akhirnya kita pesimis. Akan selalu ada harapan untuk masa depan. Kalau kata bang Haji Rhoma Irama, "Berakit-rakit ke hulu, berenang ke tepian. Pahit rasanya empedu, manis rasanya gula". Sedangkan menurut saya, waktunya orang indonesia tirakat dan ikhtiar untuk gak sakit, dikurangin jalan-jalan nya dan nongkrongnya, kalau semua bisa dilakukan dalam rumah kenapa harus keluar rumah #dirumahaja.
Beberapa hari yang lalu juga sempet kesel sama teman, karena statementnya terlihat menyepelekan sekali tentang pandemi ini. Saya tau kalau dia lebih mementingkan kerohaniannya, that's okay cuma Allah juga memberikan kita otak yang digunakan untuk berpikir. saya juga kesel dengan status orang yang nge-up berita korona sampe bener-bener itu status gak keliatan titik-titiknya, akhirnya dia bukan memberikan informasi namun dia menularkan kepanikan. Karena menurut saya dampak era disrupsi semua orang bisa speak up, kalau kata ernest prakasa dalam workshop yang saya ikuti pada tahun 2016, "kita harus diet informasi". Karena begitu itu bentukan orang-orang bumi.
Pandemi bukan hanya berbicara hal buruk saja, namun juga hal baik dalam perubahan yang terlihat dalam masyarakat. Kebiasaan cuci tangan dengan benar yang disosialisasikan dimana-mana, mejaga pola hidup yang sehat itu seperti apa, mulai belajar menyadari keberadaan teknologi dan menggunakannya. semua itu menuju pada berubahan yang bagus yang dampaknya akan membawa ekonomi yang lebih baik lagi, jika orang itu paham. nah, menurut saya ini kembali ke individu masing-masing untuk bisa memikirkan past, present dan future dirinya seperti apa. Jika kita hanya mengikuti alur, dan begini-begini saja, saya rasa perubahan itu akan mustahil untuk di dapat.
Semoga cepat berlalu musibah ini. Saya sebagai warga negara Indonesia hanya bisa membantu untuk menjaga kebersihan diri dan mengurangi hangout serta doa kepada Tuhan agar saya dan kita semua selalu di beri kesehatan. Saya tidak dapat memberikan dampak apa-apa, paling tidak saya tidak merepotkan negara ini. Selamat berjuang untuk para steakholder negara Indonesia, terutama para medis yang sedang repot-repotnya. Warga yang bisa work from home (WFH) ya dirumah aja, yang gak di tingkatkan kesadaran diri untuk menjaga kebersihan dan jaga kesehatannya. Semoga lekas membaik mahkluk bumi.
Berita virus covid muncul di Wuhan dan banyak video yang beredar tentang bagaimana keadaan kota Wuhan di sana. Indonesia masih mengungkap teori konspirasi sana sini. Awalnya itu seru untuk di bahas tapi saya rasa itu gak ada output yang konkrit untuk tindakan problem solving. That's enough untuk menyalahkan siapa yang salah, karena menurut saya semuanya gak ada yang bener juga gak ada yang salah. Ini udah jadi pandemi, gawe nya orang sejagat raya. Saya juga males jika di tanya tentang opini saya terhadap kebijakan pemerintah. karena poin nya itu tadi, semua aspek gak ada yang bener maupun salah dan bukan waktunya untuk diperdebatkan.
Bukan maksudnya "gak ada yang bener" dan akhirnya kita pesimis. Akan selalu ada harapan untuk masa depan. Kalau kata bang Haji Rhoma Irama, "Berakit-rakit ke hulu, berenang ke tepian. Pahit rasanya empedu, manis rasanya gula". Sedangkan menurut saya, waktunya orang indonesia tirakat dan ikhtiar untuk gak sakit, dikurangin jalan-jalan nya dan nongkrongnya, kalau semua bisa dilakukan dalam rumah kenapa harus keluar rumah #dirumahaja.
Beberapa hari yang lalu juga sempet kesel sama teman, karena statementnya terlihat menyepelekan sekali tentang pandemi ini. Saya tau kalau dia lebih mementingkan kerohaniannya, that's okay cuma Allah juga memberikan kita otak yang digunakan untuk berpikir. saya juga kesel dengan status orang yang nge-up berita korona sampe bener-bener itu status gak keliatan titik-titiknya, akhirnya dia bukan memberikan informasi namun dia menularkan kepanikan. Karena menurut saya dampak era disrupsi semua orang bisa speak up, kalau kata ernest prakasa dalam workshop yang saya ikuti pada tahun 2016, "kita harus diet informasi". Karena begitu itu bentukan orang-orang bumi.
Pandemi bukan hanya berbicara hal buruk saja, namun juga hal baik dalam perubahan yang terlihat dalam masyarakat. Kebiasaan cuci tangan dengan benar yang disosialisasikan dimana-mana, mejaga pola hidup yang sehat itu seperti apa, mulai belajar menyadari keberadaan teknologi dan menggunakannya. semua itu menuju pada berubahan yang bagus yang dampaknya akan membawa ekonomi yang lebih baik lagi, jika orang itu paham. nah, menurut saya ini kembali ke individu masing-masing untuk bisa memikirkan past, present dan future dirinya seperti apa. Jika kita hanya mengikuti alur, dan begini-begini saja, saya rasa perubahan itu akan mustahil untuk di dapat.
Semoga cepat berlalu musibah ini. Saya sebagai warga negara Indonesia hanya bisa membantu untuk menjaga kebersihan diri dan mengurangi hangout serta doa kepada Tuhan agar saya dan kita semua selalu di beri kesehatan. Saya tidak dapat memberikan dampak apa-apa, paling tidak saya tidak merepotkan negara ini. Selamat berjuang untuk para steakholder negara Indonesia, terutama para medis yang sedang repot-repotnya. Warga yang bisa work from home (WFH) ya dirumah aja, yang gak di tingkatkan kesadaran diri untuk menjaga kebersihan dan jaga kesehatannya. Semoga lekas membaik mahkluk bumi.
with love, Ruchah
Wrote by Ruchah